Dalam dunia akademik, jurnal ilmiah menjadi media penting untuk memublikasikan hasil penelitian.
Mahasiswa, dosen, hingga peneliti mengandalkannya sebagai sarana untuk menyebarkan temuan dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Namun, tidak semua jurnal memiliki kualitas yang sama. Sebagian sudah memenuhi standar akreditasi resmi, sementara sebagian lainnya belum mendapatkan pengakuan tersebut.
Jurnal yang belum terakreditasi ini sering menjadi bahan perbincangan, terutama saat membicarakan kualitas publikasi ilmiah.
Memahami pengertian, ciri, dan dampaknya sangat penting, agar penulis dapat memilih media publikasi yang tepat dan menghindari risiko di kemudian hari.
Pengertian Jurnal Tanpa Akreditasi

Secara sederhana, jurnal tanpa akreditasi adalah publikasi ilmiah yang belum mendapatkan pengakuan resmi dari lembaga akreditasi nasional maupun pengindeks internasional.
Di Indonesia, lembaga yang berwenang memberikan akreditasi adalah ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) di bawah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Selain itu, ada pula pengindeks internasional seperti Scopus dan Web of Science yang menilai kualitas jurnal berdasarkan standar global.
Tidak adanya akreditasi bukan berarti sebuah jurnal otomatis berkualitas rendah. Beberapa jurnal mungkin di kelola secara profesional, tetapi belum mengajukan atau belum lolos proses akreditasi.
Alasan ini bisa berkaitan dengan keterbatasan sumber daya, kurangnya pengalaman, atau masih berada pada tahap pengembangan.
Perbedaan Jurnal Terakreditasi dan Tanpa Akreditasi

Untuk memahami perbedaan mendasar antara keduanya, perhatikan tabel berikut:
Aspek Terakreditasi Tanpa Akreditasi. Pengakuan Resmi Di akui lembaga nasional/internasional Tidak memiliki pengakuan resmi
Standar Editorial Menggunakan editor ahli dan prosedur ketat Standar bervariasi, tergantung pengelola.
Proses Review Peer review mendalam dan terstruktur Review sederhana atau minim
Kredibilitas Tinggi dan terpercaya Perlu verifikasi sebelum di gunakan
Pengaruh Ilmiah Masuk indeks sitasi dan database global Jarang tercatat di indeks resmi
Perbedaan ini penting di pahami, karena akan memengaruhi nilai publikasi, reputasi penulis, dan peluang sitasi di masa depan.
Kami (Publikasi Indonesia) menyediakan berbagai jasa publikasi jurnal yang sesuai dengan kebutuhan penulis dan institusi.
Ciri-Ciri Jurnal Tanpa Akreditasi

Ada beberapa tanda umum yang bisa membantu mengidentifikasi jurnal tanpa akreditasi:
- Tidak Terdaftar di Portal Resmi
Jika jurnal tidak tercatat di SINTA, DOAJ (untuk open access), atau basis data internasional seperti Scopus dan Web of Science, kemungkinan besar jurnal tersebut belum terakreditasi. - Proses Review Tidak Transparan
Proses peer review adalah inti dari kualitas jurnal. Pada jurnal tanpa akreditasi, prosedur ini sering tidak di jelaskan secara rinci. Ada pula yang menerima artikel tanpa revisi, yang menunjukkan lemahnya kontrol kualitas. - Dewan Editorial Tidak Jelas
Nama-nama editor mungkin tercantum, tetapi tanpa informasi lengkap mengenai latar belakang pendidikan, keahlian, atau afiliasi institusi. Ini mengurangi kredibilitas jurnal.
Mengapa Banyak Jurnal Belum Terakreditasi
Ada sejumlah alasan mengapa jumlah jurnal tanpa akreditasi masih cukup besar:
Proses Akreditasi Rumit
Persyaratan akreditasi mencakup banyak aspek mulai dari kualitas editorial hingga keteraturan terbit yang membutuhkan persiapan matang.
Keterbatasan Sumber Daya
Tidak semua penerbit memiliki tim editorial profesional atau dukungan dana yang cukup.
Masa Transisi
Beberapa jurnal sebenarnya sedang meningkatkan kualitas agar memenuhi standar akreditasi.
Kurangnya Pemahaman
Ada pengelola jurnal yang belum memahami sepenuhnya prosedur dan kriteria akreditasi.
Dampak Memublikasikan di Jurnal Tanpa Akreditasi
Bagi penulis, memilih jurnal tanpa akreditasi dapat menimbulkan beberapa konsekuensi:
Nilai Akademik Lebih Rendah
Di banyak perguruan tinggi, publikasi di jurnal ini tidak mendapatkan poin maksimal dalam penilaian dosen, kenaikan jabatan, atau syarat kelulusan.
Sulit Mendapat Pengakuan Internasional
Artikel yang tidak terindeks jarang di temukan oleh peneliti lain, sehingga potensi sitasi rendah.
Risiko Plagiarisme Lebih Tinggi
Lemahnya sistem deteksi plagiasi dapat membuka peluang terjadinya publikasi ganda atau penjiplakan.
Kredibilitas Penulis Bisa Di pertanyakan
Di kalangan akademisi, reputasi publikasi menjadi indikator kualitas seorang peneliti.
Apakah Semua Jurnal Tanpa Akreditasi Buruk?

Jawabannya tidak selalu. Ada jurnal yang di kelola dengan baik, tetapi belum sempat mengurus akreditasi. Untuk memastikan kualitasnya, penulis bisa:
Meneliti reputasi penerbit.
Membaca artikel yang sudah di publikasikan.
Memastikan adanya proses peer review yang jelas.
Mengecek apakah jurnal memiliki ISSN dan DOI.
Cara Mengecek Status Jurnal

Jika ingin memastikan status sebuah jurnal, langkah-langkah ini bisa di lakukan:
Periksa di SINTA
Gunakan situs resmi SINTA untuk melihat apakah jurnal tersebut terakreditasi.
Cari di DOAJ
Jika jurnal bersifat open access, cek keberadaannya di Di rectory of Open Access Journals.
Gunakan Scopus atau Web of Science
Untuk publikasi internasional, kedua database ini bisa menjadi rujukan.
Hubungi Pengelola
Tanyakan langsung status dan prosedur publikasi.
Jika Terlanjur Publikasi di Jurnal Tanpa Akreditasi
Jangan panik jika artikel sudah terbit di jurnal tanpa akreditasi. Beberapa langkah yang bisa d iambil antara lain:
Gunakan artikel tersebut sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.
Tingkatkan kualitas penelitian selanjutnya dan targetkan jurnal bereputasi.
Bangun portofolio riset melalui konferensi atau kolaborasi.
Kesimpulan
Jurnal tanpa akreditasi tetap memiliki fungsi sebagai wadah publikasi, terutama bagi peneliti pemula.
Namun, dari sisi nilai akademik dan pengakuan internasional, publikasi di jurnal bereputasi jelas lebih menguntungkan.
Memahami pengertian, ciri, penyebab, dan dampak jurnal tanpa akreditasi akan membantu penulis membuat keputusan yang tepat sebelum mengirimkan artikel.
Dengan langkah yang tepat, peneliti dapat menghindari risiko sekaligus meningkatkan kualitas portofolio publikasinya.
LoA diberikan pada tahap 8 setelah paper di-accept oleh editor. Apabila di-accept hari ini, LoA bisa keluar 1-5 hari setelah itu, walaupun publikasinya masih lama, semisal masih edisi Desember 2025.
LOA dikeluarkan setelah author melakukan pengajuan penerbitan jurnal atau submit. Biasanya LOA keluar hanya dalam beberapa hari setelah submit.
LoA jurnal memiliki peran penting, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir yang membutuhkan bukti penerimaan artikel sebagai persyaratan sidang skripsi, tesis, atau disertasi.